Dalam berbisnis tak ada orang yang mau dirinya mengalami kebangkrutan. Bangkrut merupakan satu kondisi yang sangat dihindari oleh setiap pebisnis. Hanya saja bangkrut menjadi satu resiko dalam dunia bisnis yang tidak pernah bisa memberikan kepastian.
Suatu bisnis yang dijalankan, memiliki potensi keuntungan dan kerugian satu tingkat dengan jenis bisnis tersebut dan modalnya. Sebagai contoh, seseorang yang bergerak di bidang bisnis properti dan real estate yang butuh modal besar, maka potensi keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan juga sangat besar.
Satu kesalahan kecil pun bisa menimbulkan kebangkrutan. Lantas, apa saja kesalahan bisnis properti dan real estate yang berpotensi menyebabkan bangkrut? Simak ulasannya berikut.
Investasi dilokasi yang tidak tepat
Kesalahan bisnis properti dan real estate yang pertama adalah lokasi. Hal ini menjadi kesalahan paling dasar yang kerap dilakukan oleh pengembang pemula. Menurut seorang konsultan properti Simon Barnes, pengembang pemula sering salah dalam melakukan pemilihan lokasi di area yang dianggap ramai dalam beberapa tahun ke depan.
Memilih lokasi di kawasan yang tidak terlalu bising memang menjadi nilai plus, namun memilih lokasi di tempat yang jauh dari transportasi hanya karena prediksi transportasi akan ramai beberapa tahun yang akan datang merupakan sebuah kesalahan fatal seorang pengembang pemula.
Pengembang pemula yang over kredit
Kesalahan utama yang paling sering dilakukan oleh pengembang properti pemula adalah over kredit. Over kredit ini merupakan situasi dimana Anda sebagai pengembang mengalami kegagalan dalam melakukan pembayaran utang atau kredit.
Hal ini menjadikan pengembang pemula harus mengalihkan properti yang sedang dimaksudkan untuk dikembangkan ke pihak yang lain. Jika hal ini sampai terjadi tentu menjadi suatu hal yang sangat merugikan bagi seorang pengembang pemula.
Pengembang pemula yang dibohongi oleh kontraktor
Kualitas suatu proyek properti sebenarnya sangat bergantung pada hasil pekerjaan seorang kontraktor. Jadi seorang pengembang harus selalu memantau proses pengerjaan proyek propertinya. Apakah kontraktor mengerjakannya baik atau tidak, developer harus tahu.
Bahan bangunan yang dipakai apakah sudah benar semua itu harus dicek. Jadi sebelum memilih jasa kontraktor, seorang developer harus melakukan perjanjian atau kontrak yang tegas agar proses pengerjaan pada akhirnya bisa selesai tepat waktu dengan hasil yang baik.
Waktu pembangunan yang molor
Sebagai seorang konsumen, tentu Anda akan merasa jengkel jika pembangunan rumah, ruko atau apartemen Anda molor sampai bertahun-tahun. Hal-hal yang semacam ini merupakan suatu kesalahan yang sering dilakukan oleh pengembang properti.
Lamanya waktu pembangunan yang bahkan molor sampai bertahun-tahun akan menjadikan nama pengembang properti tercoreng sehingga untuk mendapatkan konsumen di proyek lain akan mengalami kesulitan.
Utamanya jika Anda pengembang bisnis properti dan real estate pemula, maka Anda harus selektif. Jangan sampai hal tersebut terjadi, hindarilah kesalahan tersebut jika ingin menggeluti bisnis yang satu ini.
Kurangnya melakukan promosi
Dalam bisnis properti, promosi merupakan hal yang sangat berpengaruh pada penjualan. Mulai dari promosi melalui spanduk, baliho sampai dengan melalui media online tentu menjadi suatu cara terbaik meningkatkan penjualan produk properti.
Jika kurang dalam melakukan promosi yang menarik pelanggan, bisa-bisa bisnis properti yang Anda jalankan hancur berantakan. Jadi baiknya Anda buat berbagai promosi menarik seperti cashback puluhan juta sampai bunga cicilan rendah untuk menarik minat pembeli atas bisnis properti dan real estate Anda.